Girls Before Flower (Chap 5)

Gambar

Author : Llamaunyu1809  a.k.a  Lee Eun Soo

Title : Girls Before Flower

Genre : Shojou Ai (Girl x Girl), Comedy, Romance

Rated : T ( belum kuat buat yang M ^_^)

Cast : Krystal Jung, Amber J. Liu as Lee EunYoung, Choi Sulli, Kwon Yuri, Im Yoon Ah, Jessica Jung, Park Luna, Seo JooHyun

Sub cast: Find it by your self!!!

 

Hope you like it and…

Happy reading.. ^,^

 

WARNING!!! GIRLS LOVE STORY

Don’t Like Don’t Read

Typo dan EYD bertebaran

Chapter 5

 

 

Krystal POV

Sebenarnya aku tidak terlalu mengerti permasalahan utama mereka. Yang dapat kutangkap adalah Sulli menyukai Luna eonni, dan Sulli berfikir mungkin Luna eonni menyukai Amber dan Amber… ah aku tak tahu apa sebenarnya yang ada di kepalanya itu. Dia itu sangat sulit untuk ditebak. Kadang bersikap baik dan kadang bersikap menyebalkan. Dan sepertinya kepergian Luna eonni membuat Sulli marah kepadanya dan kepada Amber juga. Karena hanya Amber yang mengetahui rencana kepergian Luna eonni ke Perancis. Cinta segi tiga kah?

Setelah kepergian Sulli dari tempat pesta kulihat Luna eonni hendak menyusulnya .

“Jangan.. Jangan sekarang! Dia butuh waktu sendiri, Sunyoung-ah.” Sebelum Luna eonni berhasil menyusul Sulli, Amber malah menahannya.

Kulihat ada raut kekhawatiran di wajah cantik Luna eonni.

“Tapi aku harus membicarakan sesuatu kepadanya.” Luna eonni menundukkan kepalanya.

“Hmmm… Apa kau lapar?”  setelah sekian lama terjadi keheningan di dalam mobil akhirnya dia memulai untuk membuka percakapan.

Ani…” aku menjawab singkat tanpa menoleh ke arahnya.

“Tapi aku lapar. Maukah kau menemaniku makan?”

 aku meliriknya sekilas. “Bisakah kita langsung pulang saja?”

Entah mengapa aku merasa sangat lelah.

“Oh baiklah..” sepertinya ia kecewa karena penolakanku. Ah, ya sudah lah. Yang terpenting sekarang adalah pulang ke rumah.

***

Sekarang adalah jam istirahat dan aku tengah berjalan-jalan di sekitar taman sekolah, aku melihat Luna eonni yang tengah duduk di bangku taman sekolah sambil membaca sebuah buku. Aku berjalan mendekatinya.

“Selamat pagi, eonni.” Aku tersenyum ke arahnya.

“Pagi..” ia mengangkat kepalanya dan membalas senyumku. “Apa semalam kau pulang dengan selamat ? Youngie mengantarkanmu hingga sampai ke rumah kan?” ia terkikik ketika mengatakan itu.

“I-iya…” aku tersenyum seadanya.

Sebenarnya aku menghampirinya bukan untuk membahas si bodoh itu. Tapi…

“Duduklah..” ia menepuk bangku taman itu, mempersilahkanku untuk duduk di sampingnya.

***

Author POV

Seorang yeoja berkulit kecoklatan tengah menikmati coffee milk-nya di bangku kantin tempat biasa The Roses’ duduk. Seorang yeoja cantik berwajah malaikat duduk disampingnya sambil menikmati beberapa potong sandwich. Dan seorang yeoja tampan duduk di depan kedua yeoja tadi sambil menyangga kepalanya dengan tangan kanannya.

“Setelah mendengar ceritamu tadi, sepertinya JinRi tengah salah paham kepadamu.” Setelah mengatakan itu sang yeoja berkulit kecoklatan menyesap kembali coffee milk-nya dengan santai.

“Salah paham? Apa maksudmu, noona?” yeoja tampan itu menegakkan tubuhnya lalu menatap yeoja berkulit kecoklatan itu dengan serius.

“Begini.. Kemungkinan JinRi menganggap Luna dan kau memiliki hubungan khusus karena hanya kau lah satu-satunya orang yang mengetahui rencana kepergian Luna ke Perancis. Kita tahu bahwa JinRi sudah lama menyukai Luna, bukan?”

“ahhh… anak itu..” Amber memijat pelan keningnya.

“Kau harus menjelaskan semuanya kepada bocah itu. sebelum kesalahpahaman ini semakin rumit.” Yuri menyesap habis coffee milk-nya.

“Aku masih lapar….” Gumam yeoja cantik berwajah malaikat yang sedari tadi sibuk dengan sarapannya dan tidak menghiraukan kedua sahabatnya yang tengah melakukan pembicaraan serius.

“Kapan sih kau itu merasa kenyang?” ujar Yuri dan Amber berbarengan lalu mereka bertiga tertawa bersama.

***

Krystal POV

“Aku tidak bisa..” Luna eonni menjawab sambil menundukkan kepalanya. “Ini semua sudah ditentukan. Aku tidak bisa merubah apapun.”

Aku memintanya agar membatalkan rencana kepergiannya ke Perancis. Aku tahu aku bukan lah siapa-siapa untuknya. Tapi aku melakukan ini semua bukan untuk diriku sendiri. Tapi untuk seseorang….

“Kumohon….”

“Aku tidak bisa….”

Kali ini aku bangkit dari bangku taman dan berdiri di depannya.

“Sekali lagi… Kumohon…” aku berlutut dihadapannya berharap dengan begini ia akan merubah pikirannya.

Ia bangkit dan menyuruhku untuk bangun. Namun, aku tidak bergeming. Masih berharap dia mau merubah pikirannya.

“Sudah kubilang… Aku tidak bisa…” aku mengangkat wajahku dan kulihat ia memalingkan wajahnya sambil mengepalkan kedua tangannya.

“Bangun!!!” sebuah suara yang beberapa hari ini sudah cukup kukenali terdengar tidak jauh dari tempatku. “Ku bilang bangun!!!” aku menoleh ke arah sumber suara dan menemukannya kini tengah berjalan ke arah kami.

“JinRi-ah..” gumam Luna eonni yang terlihat kaget melihat yeoja jangkung itu.

“Apa kau tuli, nona Jung?” wajah dinginnya selalu membuatku tak bisa bergerak.

Tanpa permisi dia menarik lenganku dan membuatku bangun.

“S-Sulli…” hanya itu yang bisa aku katakan.

“Ikut aku…” ia menarikku secara paksa. Meninggalkan Luna eonni yang terlihat masih terdiam di sana.

Ia terus menarikku sampai akhirnya kita sampai di atap sekolah.

“Apa yang tadi kau lakukan?” ujarnya setengah berteriak.

Ini adalah kedua kalinya aku melihatnya marah. Setelah semalam dan sekarang ia terlihat sangat marah kepadaku.

“A-aku…”

“Apa kau sudah gila?” belum juga aku selesai berbicara ia sudah memotong kata-kataku. “Kenapa kau memohon kepadanya? Kenapa kau berlutut di depannya?”

“Itu semua karenamu…” aku berteriak di depannya agar ia bisa berhenti berbicara dan mendengarkanku. “Bisakah kau mendengarkanku sebentar?” aku memelankan suaraku.

Ia hanya terdiam.

“Aku melakukan itu semua karena kau. Aku tahu kau menyukai Luna eonni dan kau tidak mau ia pergi ke Perancis. Jadi aku…”

“Aku tak pernah menyuruhmu untuk melakukan itu, dasar nona sok tahu.” Ia memalingkan wajahnya. “Kau bukanlah siapa-siapa. Kau tidak berhak mencampuri urusanku.”

“Tapi aku…”

“Aku tidak membutuhkan bantuanmu, nona sok tahu.” Kulihat sebulir Kristal mengalir dari sudut matanya.

“Aku tahu kau menyukainya. Lalu mengapa kau semudah itu melepaskannya? Aku hanya ingin membantumu. Aku tahu aku bukanlah siapa-siapa untukmu. Tapi aku….”

“Aku…. hanya takut….” Ia menoleh ke arahku dengan wajah berurai air mata. “Aku takut aku tidak bisa memilikinya. Aku takut aku tidak bisa memintanya tetap disini. Aku takut hanya aku yang merasakan perasaan itu. Aku tidak siap untuk kehilangannya. Aku.. aku..” ia terisak dan tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

Tanpa sadar aku memeluknya. Aku ingin menenangkannya. Melihatnya yang rapuh seperti ini membuat hatiku pun ikut hancur.

“Tenanglah…” aku mengelus punggungnya.

Krystal POV End

 

Tanpa Krystal dan Sulli sadari ada seseorang yang sedari tadi melihat mereka dari balik pintu kaca. Seseorang itu meremukkan dua buah kaleng softdrink yang ia pegang.

“Kau harus berusaha mengejarnya..” Krystal melepaskan pelukannya dan mengusap air mata Sulli dengan ibu jarinya.

Sulli tersenyum dan memeluk Krystal sebelum meninggalkannya sendiri di atap.

“hhhhh… Mengapa aku melakukan itu semua untuknya? Apa aku benar-benar jatuh cinta padanya?” gumam yeoja cantik itu sambil menengadahkan kepalanya ke atas. Menatap langit yang cerah.

“Sudahlah… Sebaiknya aku ke kelas.”

Krystal berjalan melewati pintu kaca. Ia tidak menyadari ada seseorang disana.

Setelah menuruni beberapa anak tangga, sebuah tangan menarik lengan Krystal dan membuat punggung yeoja cantik itu menghantam tembok.

“A-apa yang kau lakukan?” Krystal terlihat sangat kaget.

Orang itu mengunci kedua tangan Krystal membuat Krystal meronta.

“Lepaskan…” Krystal berteriak dan mencoba melepaskan diri namun orang tersebut terlalu kuat untuk seorang Krystal.

Orang itu mencoba mencium paksa Krystal namun Krystal menggerakkan kepalanya sehingga hanya mengenai pipi dan lehernya saja.

“Lepaskan….” Krystal berucap lirih. Ia menangis.

Orang itu melemahkan cengkramannya pada tangan Krystal. Lutut Krystal terasa lemas dan membuatnya jatuh terduduk sambil menutupi wajahnya yang berlinang air mata.

M-Mianhae….”

“A-Aku membencimu..” Krystal terisak.

Mianhae.. aku tidak bermaksud..”

Plakkkk

Sebuah tamparan mendarat mulus di wajah yeoja tampan itu.

Setelah menampar yeoja tampan itu Krystal berlari meninggalkannya sendiri disana.

Mianhae….” Lirih yeoja tampan itu.

Krystal berlari terburu-buru menuruni tangga, berharap yeoja tampan itu tidak akan mengejarnya. Bulir-bulir kristal bening mengalir ketika dia teringat kejadian tadi.

“Dia…. si bodoh itu berani sekali memperlakukanku seperti itu? Dia bahkan berhasil membuatku menangis. Dia adalah orang paling menyebalkan di dunia ini. Aku membencinya…… sangat membencinya.” batin Krystal.

Krystal memutuskan untuk pergi ke toilet terlebih dahulu. Ia menyalakan keran air. Membasuh wajahnya dengan air secara berkali-kali.  Melihat pantulan wajahnya dari kaca di depannya. Wajahnya terlihat tidak karuan.

***

Krystal POV

Pagi ini adalah hari keberangkatan Luna eonni ke Perancis. Kami –aku, si bodoh, Yuri dan Yoona eonni– sedang menemani Luna eonni di bandara. Luna eonni terlihat cemas menunggu seseorang. Ya, Sulli belum terlihat sejak tadi kami sampai di bandara bahkan sampai sekarangpun belum terlihat tanda-tanda keberadaannya.

“Kemana perginya si bodoh itu?” gerutu Yuri eonni yang sedari sibuk dengan handphone-nya.

“Mungkin dia sedang di perjalanan menuju kemari.” Si bodoh –Amber- mengatakan itu dengan gaya sok cool yang selalu dia lakukan. Cih, dasar menyebalkan. Sebenarnya aku muak melihat wajah si bodoh itu, semenjak kejadian di atap sekolah aku selalu menghindarinya.

“Apa kalian yakin dia akan datang?” kali ini Yoona eonni ikut bersuara setelah sejak tadi ia hanya sibuk memakan makanan ringannya. “Maksudku, apa kalian yakin dia tahu kalau sekarang adalah hari keberangkatan Luna? Ku rasa ia tidak tahu dan mungkin juga dia masih tertidur.” Perkataan Yoona eonni itu langsung mendapatkan tatapan mematikan dari Yuri eonni dan si bodoh itu. “A-aku hanya bilang MUNGKIN. Baiklah-baiklah aku tidak akan bicara apa-apa lagi.” Yoona eonni menundukkan kepalanya dan melanjutkan kegiatan memakan makanan ringannya.

“Kurasa dia pasti tahu.” Ucapku spontan membuat mereka melihat ke arahku.

Ketika pandanganku dan si bodoh itu bertemu aku langsung memalingkan wajahku. Aku masih belum mau memaafkannya.

“Kurasa sebaiknya aku segera menaiki pesawatku.” Ujar Luna eonni dengan nada kecewa.

“Apa kau yakin tidak mau menunggu sebentar lagi saja?” tanya Yuri eonni dengan wajah khawatir.

 “Hm, kurasa tidak perlu.”

“Baiklah, jika itu adalah pilihanmu. Selamat jalan dan Jaga kesehatanmu selama disana, arraseo?” Luna eonni memeluk Yuri eonni.

 Mereka melepaskan pelukan mereka. “Neomu gomapta.” Luna eonni tersenyum ke arah Yuri eonni.

“Selamat jalan, sunyoung-ah.” Kali ini giliran Yoona eonni yang mendapatkan pelukan dari Luna eonni.

Neomu gomapta.” Mereka melepaskan pelukan itu dan tersenyum satu sama lain.

“Hei, kau.. Kau harus menjaga kesehatanmu sendiri selama disana karena aku tidak ada di dekatmu lagi. dan jika terjadi sesuatu maka kau harus segera menelponku, arraseo?” kali ini si bodoh itu bersuara. Kulihat dia begitu mengkhawatirkan Luna eonni. Apa mungkin dia memang menyukainya? Ah, sudahlah.. itu bukan urusanku.

“Baiklah, Nona Lee.” Luna eonni terkikik saat mengatakannya.

Amber dan Luna eonni berpelukan cukup lama. Kurasa jika tidak ada suara panggilan untuk segera memasuki pesawat mungkin mereka tidak akan melepaskan pelukan itu.

“Ah aku lupa.” Luna eonni berjalan mendekatiku lalu memelukku. “Maaf…. dan terima kasih. Kuharap kau bisa menjaga ke empat bunga mawar yang belum mekar itu.” Aku tidak mengerti mengapa ia mengatakan itu kepadaku.

Luna eonni berjalan menjauh dari kami. Ia terus melambaikan tangannya sambil tersenyum.  Hingga akhirnya ia benar-benar telah menaiki pesawatnya.

“Bahkan sampai detik-detik akhirpun dia tidak datang.” ujar Yuri eonni dengan nada kecewa.

“Yeah, dia memang benar-benar bodoh.” Timpal si Bodoh itu.

cih, kau memanggilnya bodoh? Kurasa itu lebih cocok untukmu.

“Ya sudahlah, ayo kita pulang saja.”

Ketika kami hendak beranjak keluar dari bandara. Aku melihat seseorang yang tengah berdiri di balik tiang tak jauh dari tempat kami tadi.

“Tunggu, bukankah itu Sulli?” aku menunjuk ke arah tiang itu.

Kami segera menghampirinya. Kulihat dia tidak terkejut sama sekali dengan kedatangan kami.

“Apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak menghampirinya? Kenapa kau tidak memintanya untuk tetap disini? Atau setidaknya kau ucapkan selamat tinggal kepadanya?” aku memberikannya pertanyaan bertubi-tubi.

“Apa kau selalu cerewet seperti ini, nona Jung?” ia menjawab dengan nada tenang.

“Sebenarnya apa yang kau fikirkan? Ku fikir kau akan memohon agar Luna eonni tidak pergi ke Perancis! Tapi yang terjadi kau malah berdiri disini dan melihat kepergiannya begitu saja? Kau bilang kau akan-.” Perkataanku terputus karena dia menunjukkan sesuatu.

“Bisakah kau diam sebentar?” ia menunjukkan sebuah paspor dan tiket.

“Ahahaha… kau ini..” kompak Yuri dan Yoona eonni. Mereka menepuk kepala Sulli.

“Cepatlah kejar dia.” Si bodoh itu ikut menepuk kepala Sulli.

“Aku akan pergi dengan penerbangan berikutnya.”

..

.

T B C

 

Well, sebenernya llama mau ngepost ini tadi sore. Tapi karena tadi ada yang ngajak jalan jadi yah baru sekarang deh llama post.. hehehe…

Ngerasa familiar gak sama adegan di atap itu? yang suka nonton Meteor Garden pasti tau.. wkwkwkwkwk…

Udah ah, sekian cuap-cuap llama.

Jangan lupa komen yah…

See you…. :*

 

 

22 thoughts on “Girls Before Flower (Chap 5)

  1. Saya tlah menunggu bgthu lama dgn ff ini,
    dan akhirnya author nongol bwain ff yg saya tnggu2,
    gomawo thor,
    jgn lpa yg its hard but easynya saya juga lgi tnggu ithu loh :v ,#plakk
    next thor,
    jgn lama updatenya…YEAH..

    • emmm… Sulli, Yuri dan Yoona itu udh lulus cast koq menurut aku.. wkwkwkwk…
      well, alasan utama kenapa mereka jadi cast di sini itu karena mereka berempat itu bias aku.. dan lagi kalo diganti dengan org2 yang kamu sebutin itu aku malah gak tau mereka bakal di-pairing-in sama siapa.. tapi thanks ya udh mau komen… ^.^

Leave a reply to oeba yoonyul Cancel reply