7 Years of Love (Sequel part 1)

Title : 7 Years of Love (Sequel part 1)

Author : llamaunyu1809 a.k.a Lee Eun Soo

Genre : Shojou Ai (Girl x Girl), drama

Cast : Kwon Yuri, Jessica Jung, Im Yoona and Seo JooHyun

 

Hope you like it and…

Happy reading.. ^,^

 

WARNING!!! GIRLS LOVE STORY

Don’t Like Don’t Read

Typo dan EYD bertebaran

 

 

-PLEASE COMEBACK TO ME-

 

Dalam benakku masih tertanam sejuta bayanganmu..

Redup terasa cahaya hati ini mengingat apa yang telah kau lakukan kepadaku…

Waktu berjalan begitu lambat mengiringi takdir hidupku..

Cukup lama aku tertahan dalam persimpangan masa silam..

Mencoba untuk melawan getir yang terus kukecap..

Mencoba untuk singkirkan aroma nafas tubuhmu yang mengalir mengisi laju darahku..

Semua tak sama.. tak pernah sama..

Apa yang ku sentuh.. apa yang ku kecup..

Sehangat pelukmu.. selembut belaimu..

Tak ada satupun yang mampu menjadi sepertimu..

Apalah arti hidupku ini? mengapa semua terasa sepi?

Segalanya luluh lemah tak bertumpu, hanya bersandar pada dirimu..

Tak bisa.. sungguh tak bisa…

Mengganti dirimu dengan dirinya…

.

.

.

.

.

.

.

.

Jessica duduk di ranjang dengan sprai putih yang sudah ditaburi kelopak bunga mawar merah diatasnya. Ia masih menggunakan gaun pengantinnya. Menatap kosong ke arah jendela.

Cklek..

Pintu kamar itu terbuka. Menampilkan sesosok yeoja berwajah malaikat yang sekarang sudah resmi menjadi istrinya itu. Im Yoona, ia juga masih mengenakan setelan putih yang membuatnya terlihat tampan meskipun sebenarnya ia adalah seorang yeoja.

Yoona membuka jas putihnya. Meletakkannya di sofa dan kemudian menghempaskan tubuhnya ke sofa putih di sudut kamar.

“Ternyata ini melelahkan juga….” Yoona memecahkan keheningan yang tercipta di ruangan itu.

Tak ada jawaban dari Jessica. Ia masih menatap kosong ke arah jendela.

“B-baiklah… ini sudah cukup malam dan kau pasti kelelahan, eonni. Aku akan tidur di kamar sebelah. Jaljayo.”

“Bukankah sekarang aku sudah menjadi istrimu?” belum sempat Yoona membuka knop pintu, ia terhenti karena perkataan Jessica. “Mengapa kau harus tidur di kamar lain?”

“Kufikir kau…”

Jessica tiba-tiba memeluk yeoja yang lebih tinggi darinya itu.

 

#Di tempat lain#

Eonni… Kau sudah terlalu banyak minum. Ayo kita pulang sekarang!” teriak yeoja berwajah polos yang duduk disamping yeoja berkulit kecoklatan yang masih terus meneguk gelas demi gelas berisi minuman beralkohol itu.

“Aku belum mabuk, Sooyeon-ah. Aku… aku belum mabuk.”

“Kau bilang kau belum mabuk? Kau bahkan salah mengenaliku, eonni. Aku Joohyun. Bukan Sooyeon eonni.” Batin yeoja berwajah polos yang sejak tadi setia menemani yeoja berkulit kecoklatan itu yang sekarang sudah benar-benar mabuk berat.

Merasa kesal dengan kelakuan yeoja berkulit kecoklatan itu, Seohyun menarik paksa Yuri untuk keluar dari klub malam itu.

“Mengapa kau menyiksa dirimu seperti ini, eonni? Aku benci melihatmu seperti ini.” Seohyun memapah Yuri yang kini masih bergumam tidak jelas.

“Kau yang menyiksaku, Sooyeon-ah. Kau jahat Jessica Jung Sooyeon. Aku harusnya membencimu. Tapi.. kenapa aku bahkan tidak bisa melupakanmu?” Yuri berteriak dengan gaya khas orang mabuk.

Eonni…”

“Lihat aku, Sooyeon-ah. Apa kau benar-benar sudah tidak mencintaiku lagi, huh?” Yuri yang sudah mabuk berat memegang pundak Seohyun dan membuat mereka saling berhadapan.

Chuuu

Yuri mencium Seohyun dengan kasar. Ciuman yang basah. Basah karena air mata kedua yeoja itu.

Plakkk

Seohyun menampar pipi Yuri setelah ia melepaskan ciuman mereka. Membuat yeoja berkulit kecoklatan itu kehilangan keseimbangan dan tersungkur.

“Kau benar-benar menyedihkan, eonni.”

***

Jessica POV

Ketukan pintu membuatku terpaksa bangun dari tidur lelapku. Sebenarnya mataku masih terasa amat berat untuk dibuka.

“Nona, Tuan dan Nyonya sudah menunggu untuk sarapan bersama.” Suara pelayan Kim terdengar dari balik pintu kamar ini.

Aku bangkit dari tempat tidur dan mendapati Yoona tertidur di sofa. Ia terlihat sangat menikmati mimpinya, terbukti karena ia tak bergeming mendengar suara pelayan Kim.

Aku membuka knop pintu.

“Yoong masih tertidur, aku akan membangunkannya. Setelah itu kami akan segera kebawah.” Aku berbisik pelan kepada pelayan yang sudah cukup berumur itu. Ia menganggukkan kepalanya dan berlalu dari hadapanku.

Aku menghampiri Yoona. Menepuk pelan pundaknya .

“Yoong, Ireona~”

Ia membuka matanya lalu menyunggingkan sebuah senyuman.

Good morning, eonni.” Ia bangkit dan duduk untuk meregangkan tubuhnya.

“Woah… Pengantin baru memang selalu bangun terlambat sehabis malam pertama.” Tuan Im atau sekarang harus ku panggil Appa menyeringai, ia meletakkan Koran yang tengah ia baca.

Kulihat wajah Yoona merona merah.

“Apa malam pertama kalian menyenangkan anak-anak?” kali ini giliran ibu mertuaku yang ikut bersuara.

“Yah!!! Appa! Eomma!” Yoona mengerucutkan bibirnya. “ Kapan kita mulai sarapannya jika kalian terus bertanya?”

Yoona menarikkan kursi untukku. Kami duduk bersebelahan.

“Apa Yoona melakukannya dengan kasar? Kau terlihat sangat lelah dan matamu juga sembab.”

A-ani.” Aku menundukkan kepalaku.

“Yah!! Eomma…. Kumohon jangan menanyakan hal semacam itu lagi kepada kami!”

Berbicara tentang malam pertama.. malam pertamaku dan Yoona dipenuhi dengan air mata dan isak tangisku. Jika kalian berfikir kami melakukan “itu” maka kalian salah. Bukan, bukan karena itu aku menangis. Sekarang aku merasa bersalah kepadanya. Sungguh, ia benar-benar yeoja yang baik. Bahkan ia tak marah sama sekali setelah aku mengungkapkan seluruh isi hatiku.

Flashback

Mianhae, Yoong. Aku.. Aku tidak bisa melakukannya sekarang.” Jessica semakin mempererat pelukannya pada Yoona. Air matanya sudah membasahi kemeja putih yang dikenakan Yoona.

Yoona hanya bisa memeluk balik Jessica dan mengelus punggungnya, mencoba menenangkan yeoja berambut blonde itu.

Gwaenchana…. Aku juga tidak akan memaksamu, eonni.” Yoona mempererat dekapannya.

“Aku…Aku masih mencintainya. Aku sudah berusaha untuk melupakannya dengan meninggalkannya dan mengabaikannya. Berpura-pura sudah tidak mencintainya. Tetapi itu semua tidak juga membuatku berhenti mencintainya. Hatiku benar-benar terasa kosong tanpanya di sisiku. Kau tahu Yoong? Nafasku tercekat ketika memberikan undangan pernikahan kita kepadanya. Ia terlihat sangat terluka, begitupun aku sebenarnya. Puncak penderitaanku ketika ia datang ke pernikahan kita , meski aku mencoba berpura-pura tegar didepannya, berpura-pura tersenyum bahagia didepannya, tetapi sesungguhnya akupun merasa sakit. Aku mungkin bisa membohonginya tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri. Aku… Aku benar-benar membutuhkannya, Yoong. Eottokhae? Eottokhae?” Jessica masih menangis dalam dekapan Yoona, menumpahkan seluruh isi hatinya yang selama ini ia pendam sendiri.

Flashback end

Setelah sarapan pertama bersama keluarga baruku. Aku dan Yoona bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Sebenarnya appa menawarkan untuk mengambil cuti dan pergi berbulan madu, tetapi aku dan Yoona menolaknya. Kami lebih memilih untuk tetap bekerja.

“Nanti kita makan siang bersama, ne?” ucap Yoona sambil memakaikanku seat belt. Sungguh, dia benar-benar yeoja yang sangat baik.

“Tapi sepertinya akan ada banyak hal yang harus ku kerjakan, Yoong. Nanti kau makan siang saja duluan.”

“Kau tidak boleh telat makan, eonni. Kalau kau sakit pasti aku juga yang akan repot.” Ia memandangku sejenak dan memasang wajah khawatir.

Gwaenchana, Yoong. Aku akan baik-baik saja.”

End of Jessica POV

***

Eonni, Ireona~” Seohyun mengguncang pelan tubuh yeoja berkulit kecoklatan yang masih tertidur setelah semalam ia mabuk berat. “Aishhh.. Jinja…”

Yeoja berkulit kecoklatan itu menggeliat di tempat tidur dan malah menarik Seohyun, membuat yeoja penyuka Keroro itu terjatuh ke pelukannya.

“Aku masih mengantuk, Sicababy.” Setengah sadar Yuri menggumamkan kata-katanya.

Eonni…. Aku Joohyun….”

Yuri membuka matanya. Menatap yeoja dipelukannya.

“Joohyun-ah….” Suara yuri terdengar serak.

Eonni… Kau harus bisa melupakan Sooyeon eonni.. Dia sudah menjadi milik orang lain.” Seohyun menatap sendu yeoja yang lebih tua darinya itu.

“Aku…. Aku tidak bisa, Joohyun-ah…” Yuri kembali menitikan air matanya untuk yang kesekian kalinya. “Aku sudah berusaha tapi aku… Aku…”

Gwaenchana. Eonni… Pelan-pelan saja.” Seohyun memeluk Yuri, menenangkan yeoja berkulit kecoklatan itu seperti yang biasa ia lakukan.

 

Yuri POV

Setelah Seohyun menenangkanku, perasaanku agak lebih tenang sekarang. Tetapi kepalaku masih terasa pusing, ini pasti sisa mabuk semalam. Sebenarnya aku tidak ingin berangkat kerja. Sungguh, aku benar-benar berantakan sekarang ini. Kalau bukan Seohyun yang memaksaku, aku mungkin akan mengurung diriku lagi seharian.

Aku berjalan ke ruang makan, kulihat Seohyun sudah menyiapkan beberapa makanan untuk sarapan kami. Ia tersenyum melihatku.

“Kau harus makan yang banyak, eonni. Kau terlihat sangat kurus.”

“Aku tidak lapar, Joohyun-ah.”

“Ya!!! Kau bahkan belum makan apa-apa sejak pulang dari pesta pernikahan Sooyeon eonni.” Seohyun menepuk pelan tanganku. Ia terlihat sangat khawatir.

Arra… Arra… aku akan makan.”

Seohyun memang yeoja yang baik. Tapi entah mengapa aku tidak bisa mencintainya seperti mencintai Jessica. Aku benar-benar tidak bisa menggantikan Jessica dengan yeoja manapun.

“Aku akan pulang terlambat, Joohyun-ah. Kau tak usah menungguku, arraseo?”

“Aku akan ikut denganmu, eonni. Sekarang ini kau benar-benar membuatku khawatir.”

“Tidak perlu.. aku akan baik-baik saja.” Aku berusaha menampilkan senyuman terbaikku.

“Tidak… Aku tidak akan membiarkanmu sendiri. Apanya yang akan baik-baik saja jika nanti kau akan ke klub malam itu lagi untuk minum.”

Hey, dari mana ia tahu bahwa aku akan kesana lagi? apa sekarang dia bisa membaca pikiranku?

“Kau itu sangat mudah ditebak, eonni.”

End of Yuri POV

***

Flashback

“Sooyeon-ah. Kau harus melakukannya. Ini untuk kebaikan kita semua.”

“Aku tidak bisa, appa. Aku mencintai orang lain. Aku tidak bisa menikah dengan orang itu.” Jessica menahan air matanya.

“Sooyeon-ah… appa mohon.. Jika pernikahan itu tidak terlaksana mungkin Jung Corp. akan bangkrut.”

Appa… Aku…” yeoja berambut blonde itu tak bisa lagi membendung air matanya.

Seobang. Jika suatu saat nanti aku meninggalkanmu apa yang akan kau lakukan?” ucap Jessica yang tengah berbaring di pangkuan Yuri.

Yuri yang sedari tadi mengelus kepala Jessica menghentikan aktifitasnya. “Apa yang kau katakan? Aku tak mau menjawabnya.”

“Aku kan hanya bilang “Jika”. Tapi jika saat itu datang, kumohon kau berjanji padaku…”

“Aku tidak mau…”

Seobang….”

“Sudah kubilang aku tidak mau. Aku tidak akan melepaskanmu.” Yuri mengelus lembut pipi yeoja yang sangat dicintainya itu.

Mianhae, Seobang.” Batin yeoja berwajah Barbie tersebut.

Flashback end

 

Jessica POV

Aku kembali teringat tentang malam itu. malam dimana semuanya berubah. Ketika appa memintaku untuk menikahi seseorang yang bahkan belum pernah kutemui. Beliau mengatakan bahwa itu semua untuk kebaikan semuanya. Tidak.. kurasa itu hanya untuk kelangsungan perusahaan ini. malam itu adalah terakhir kalinya aku berada dipelukan Yuri. aku menangis seharian setelah memutuskan hubungan kami. Itu adalah kali kedua aku menangis seperti itu setelah sebelumnya aku kehilangan Eomma.

Suara ketukan pintu sekretarisku membuyarkan lamunanku.

Miss… ah maksudku Mrs. Im.. Ini adalah laporan keuangan kita bulan ini. silahkan diperiksa kembali.” Ia meletakkan sebuah map berisi berkas laporan keuangan yang harus ku periksa di meja kerjaku.

“Hm…”

“Apa kau baik-baik saja, Jess? Kurasa kau tidak seharusnya masuk kantor sekarang. Kau baru saja menikah, apa kau tidak ingin berbulan madu?” Sekretarisku yang satu ini memang bukan sekretaris biasa. Ia adalah temanku sejak SMA. Tiffany Hwang.

“Aku baik-baik saja, Tiff.”

“Oh yeah, aku bisa melihatnya.” Ia mencibir perkataanku. “Kau terlihat sangat lelah, Jess. Kau butuh istirahat.” Sekarang ia menatapku khawatir.

Ne… Kurasa aku memang butuh istirahat, Tiff. Aku benar-benar lelah dengan semua ini.” Aku merebahkan kepalaku di meja.

“Semalam aku melihat Yuri di salah satu klub malam. Kebetulan aku dan TaeTae sedang ada disana. Kurasa dia mabuk berat. Seorang yeoja membawanya pulang. Apa dia kekasihnya?”

Deg..

Perkataan Tiffany membuat jantungku hampir lupa caranya berdetak.

Molla….” Aku berpura-pura tidak peduli pada topik pembicaraan ini.

“Tidak seharusnya aku mengatakan ini, mianhae.”

Gwaenchana…”

“Apa aku menganggu kalian?” Yoona tiba-tiba muncul di dalam ruanganku. Entahlah, aku tak tahu kapan ia datang.

“Tidak..” ucapku dan Tiffany berbarengan.

“Ahahaha.. baguslah…”

“Sebaiknya aku pergi. Permisi.” Tiffany mengerlingkan sebelah matanya sebelum meninggalkan ruanganku.

“Ada apa Yoong?” kulihat Yoona mengelus tengkuknya. Apa dia sedang merasa gugup?

“Bukankah tadi pagi aku bilang akan makan siang bersama?” Ia terlihat gugup. Seperti Anak SMA yang akan mengajak kencan orang yang ia suka.

”Aku sudah bilang, Yoong. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan.”

Mendengar jawabanku ia tampak sangat kecewa.

End of Jessica POV

***

“Joohyun-ah… Sudah kubilang aku tidak lapar.” Yuri menghela nafas karena yeoja disampingnya itu menarik paksa dirinya di tengah-tengah pemotretan.

“Kau boleh saja bekerja, tapi kau juga harus makan, eonni.”

“Aishhh… Jinjja.”

Seohyun menepikan mobil Yuri di sebuah restoran.

“Kenapa harus disini?” wajah Yuri berubah melihat dimana ia berada sekarang.

“Memangnya kenapa?” dengan wajah polosnya Seohyun menatap Yuri.

Aniya… Kita cari tempat lain saja.” Yuri menarik pelan tangan Seohyun.

“Tapi aku ingin makan disini, eonni..”

“Kenapa harus disini, Yoong?” Jessica menatap yeoja disampingnya itu dengan tatapan penuh tanya.

“Temanku bilang makanan disini enak jadi aku ingin mencobanya bersamamu, eonni.” Yoona menampilkan senyuman andalannya. Berbeda dengan Jessica yang kini terlihat murung.

***

Yuri POV

“Kau mau pesan apa, eonni?” kulihat Seohyun tengah membolak-balikan buku menu yang ada di atas meja.

“Aku tidak lapar, Joohyun-ah.”

Ia memasang wajah marahnya. Ia bangkit dari kursi dan berjalan meninggalkanku.

“Yah!!! Seo Joohyun.. Kau mau kemana?”

“Ke toilet…” Ia menjawab tanpa menoleh ke arahku. Apa dia marah?

Aku menatap ke luar jendela dan sebuah pemandangan yang tak pernah kuinginkan untuk ku lihat terpampang nyata.

Sooyeon dan yeoja itu…..

Mereka memasuki restoran yang sama denganku. Pandanganku dan Sooyeon bertemu. Tatapannya seperti… Merindukanku? Tidak… itu tidak mungkin.

Mereka berjalan medekatiku.

Annyeong, Yuri-ah.” Sooyeon menyapaku. Tangannya melingkar mesra di lengan yeoja bernama Im Yoona itu.

A-Annyeong.

Sial. mengapa mereka harus muncul disini? Apa mereka tahu bahwa kemesraan mereka perlahan-lahan membunuhku?

“Apa kau sendirian, Yuri-ah?”

“Aku bersama Joohyun.”

“Apa kami boleh bergabung?” Yoona, yeoja yang telah merebut Sooyeon-ku tersenyum ke arahku. Cih, aku benci melihat senyumannya itu.

“Jika kau keberatan kami akan cari tempat lain saja.”

“Tidak… Kalian boleh bergabung.” Bodoh… kenapa aku mengatakan itu?

Yeoja itu menarikkan kursi di depanku untuk Sooyeon-ku. Cih, aku benar-benar muak.

“Apa yang kalian lakukan disini?”

“Untuk makan siang.” Jawab mereka berbarengan.

“Bukankah kalian tidak seharusnya berada di sini? Maksudku, apa kalian tidak…… berbulan madu?” kulihat raut wajah Sooyeon berubah, seperti merasa tidak tenang.

“Masih banyak pekerjaan yang harus kami selesaikan disini. Jadi kami memutuskan untuk menunda bulan madu kami.” Yeoja itu menjawab.

“Ohhh.” Aku tersenyum canggung.

“Ah, aku permisi ke toilet sebentar.” Yeoja itu berdiri dan mulai beranjak meninggalkanku dan Sooyeon.

End of Yuri POV

 

Jessica POV

“Apa dia sudah gila?” Aku menyipitkan mataku dan memandangnya dengan penuh tanya. ”Maksudku, dia meninggalkan istrinya bersama mantan kekasihnya. Apa dia tidak takut jika aku akan menculikmu?” aku terkekeh mendengar ucapannya.

Aku… merindukannya. Merindukan semua yang ada pada dirinya.

“Kurasa kau tak akan melakukannya, Yuri-ah.”

“Aku bisa saja melakukannya… Jika saja kau masih ingin bersamaku.”

Deg….

Apa yang harus kulakukan?

“Yuri-ah. Kau terlihat sangat kurus.” Aku mencoba mengalihkan topik pembicaraan yang mungkin saja tiba-tiba merubah pikiranku. “Apa kau makan dengan baik?”

Kulihat Ia menghela nafas sejenak. Sebelum tangan hangatnya menggenggam tanganku. Kehangatan yang sudah lama aku rindukan kini menjalar ke seluruh tubuhku meski ia hanya menggenggam tanganku.

“Apa aku benar-benar sudah tidak ada di hatimu, Sooyeon-ah?” tatapan sendunya membuat pertahananku hampir hancur.

Aku terdiam sejenak.

“Aku tau kau masih mencintaiku, Sooyeon-ah. Kau selalu datang di dalam mimpiku. Aku….”

“Yuri-ah…” akhirnya hanya kata itu yang keluar dari mulutku.

Ia menatapku. Menunggu kalimat selanjutnya yang akan aku katakan.

Jessica POV end

***

“Aishhh… Kenapa noda ini tidak mau hilang?” Seohyun tengah membersihkan pakaiannya yang tadi secara tidak sengaja terkena tumpahan makanan yang dibawa seorang pelayan.

Cklek

Pintu toilet terbuka membuat Seohyun refleks melihat ke arah pintu. Matanya membulat melihat siapa yeoja yang baru saja masuk.

“Im Yoona? Apa yang dia lakukan disini?” batin Seohyun.

Yoona yang mungkin tidak begitu mengingat wajah Seohyun kini hanya berjalan tanpa tahu apa-apa menuju wastafel. Kini Ia berdiri di samping Seohyun.

“Apa yang kau lakukan disini, Yoona-ssi?”

Ne?” dengan wajah kebingungan Yoona menatap Seohyun. “Apa kita saling mengenal?”

“Aku Seo Joohyun, Kekasih Kwon Yuri.” dengan rasa percaya diri yang entah ia dapat dari mana itu, Seohyun mengucapkan apa yang biasanya sangat sulit untuk ia ucapkan. Kekasih seorang Kwon Yuri? tidak… itu tidak benar. Hanya dia yang mencintai Yuri. cinta bertepuk sebelah tangan?

Yoona terkejut dengan pernyataan yeoja disampingnya itu. ia mulai mengingat yeoja ini. yeoja yang datang ke acara pernikahannya bersama Yuri.

“Apa kau kesini bersama Sooyeon eonni?”

N-ne..

“Sooyeon-ah…. Kumohon.. kembalilah kepadaku.” Yuri masih menggenggam tangan yang sudah lama ia rindukan.

“Aku… Tidak bisa, Yuri-ah. Aku tidak…..”

“Tidak mencintaiku lagi? itukah yang ingin kau katakan? Jung Sooyeon, kita sudah bersama sejak kita kecil. Semudah itukah kau melupakanku?” tatapan sendu Yuri membuat yeoja di depannya itu memalingkan wajahnya.

Jessica tidak sanggup melihat wajah Yuri. wajah orang yang paling ia cintai. Wajah orang yang paling ia rindukan.

“Tatap aku, Sooyeon-ah.”

“Kau tidak mengerti, Yuri-ah.”

“Kau yang tidak mengerti, Sooyeon-ah!!!” Jessica tersentak. Ini adalah pertama kalinya Yuri membentaknya membuat setetes air mata mengalir tanpa permisi dari mata indah Jessica.

“Cukup Kwon Yuri-ssi!!!” Yoona mucul secara tiba-tiba. Di sampingnya berdiri seorang Seohyun.

“Ini bukan urusanmu!!” Yuri menatap tajam yeoja bermata rusa itu.

“Tentu saja ini menjadi urusanku, nona Kwon. Dia.. Yeoja ini adalah istriku.”

Yuri hanya tersenyum sinis setelah mendengar perkataan Yoona.

“Sooyeon-ah… Kau bilang bahwa kau sudah tidak mencintaiku bukan? Maka buktikanlah sekali lagi agar aku semakin yakin!” Jessica terkejut dengan apa yang baru saja Yuri katakan. “Aku yakin kau masih mencintaiku. Sooyeon-ah.”

“Baiklah..” Jessica menghempaskan tangan Yuri lalu menghampiri Yoona. Ia menarik tengkuk Yoona dan menempelkan bibirnya dan bibir Yoona. Jessica melumat bibir Yoona seakan-akan menikmati ciuman tersebut.

Yuri dan Seohyun membelalakkan mata mereka. Begitu pula dengan Yoona, ia terkejut dengan perlakuan tiba-tiba Jessica itu.

Jessica melepaskan ciumannya. Menatap Yuri dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

“Lupakan aku, Yuri-ah.” Jessica menarik paksa Yoona meninggalkan Yuri dan Seohyun di dalam restoran.

“Dia… Benar-benar sudah tidak mencintaiku lagi, Joohyun-ah.” Yuri menundukkan kepalanya.

Eonni…” Seohyun mencoba mendekati Yuri.

Tanpa diduga, Yuri berjalan meninggalkan Seohyun.

Eonni… Yuri eonni!!! Tunggu!!!” Seohyun berusaha mengejar Yuri namun ia terlambat karena dengan cepat Yuri sudah mengendarai mobil BMW Z4-nya meninggalkan pelataran parkir restoran itu.

***

Suara isak tangis yang tertahan terdengar dari kamar pengatin baru itu. Yeoja yang lebih tinggi masih memeluk dan mencoba menenangkan yeoja dipelukannya yang belum berhenti menangis.

“A-ku me-rindu-kan-nya, Yoong.” Jessica masih terisak membuat perkataannya tersendat-sendat.

Eonni.. Kita sudahi saja pernikahan ini!”

Mwo?” Jessica menghapus air matanya lalu menatap yeoja bermata rusa itu.

Eonni… Aku tahu kau pasti sangat menderita. Aku sudah tidak sanggup melihatmu menderita, eonni.” Yoona menarik nafas sejenak. “Aku yang akan mengurus semuanya, eonni. Kau sebaiknya segera menemui Yuri!”

“Tapi appa tidak akan membiarkannya, Yoong.”

“Sudahlah, eonni. Aku yang akan mengurus semuanya. Jika yang kau khawatirkan adalah proyek Im Corp yang sekarang tengah dijalankan oleh perusahaanmu maka tak perlu kau fikirkan. Aku tidak akan membatalkan kontrak antara perusahaan kita. Kau tidak perlu khawatir!”

***

Perkataan Jessica masih terus berputar di kepala Yuri. kata-katanya seperti sebuah kaset rusak yang terus saja berputar. Sejak siang tadi Yuri memutuskan untuk berkeliling kota tanpa tentu tujuannya. Ia hanya terus memacu BMW Z4-nya hingga kini malam mulai menampakkan dirinya. Puluhan pesan dan panggilan tak terjawab di handphone-nya tak dihiraukan oleh yeoja berkulit kecokelatan itu.

Brak…

Yuri memukul setir mobilnya. Melampiaskan semua kekesalan dan rasa kecewanya.

Mungkin benar apa yang dikatakan oleh Seohyun, dia memang tak seharusnya bertemu lagi dengan Jessica karena itu hanya akan memperburuk segalanya. Tapi pertemuannya tadi siang bukanlah keinginannya. Itu adalah takdir. Dan sepertinya takdir begitu senang mempermainkannya.

Ia menginjak pedal gas hingga membuat kecepatan mobilnya sudah melampaui kecepatan aman berkendara. Emosi begitu menguasainya sekarang ini. bayangan orang yang begitu ia cintai dan sekaligus orang yang telah membuat hidupnya hancur selalu menghiasi pikirannya. Tak sedetikpun ia bisa melupakan yeoja bernama Jessica Jung itu.

BRAKKKK

Terjadi benturan yang sangat hebat antara sebuah mobil BMW Z4 dengan sebuah Truk yang datang dari arah yang berlawanan.

CKIITTTT

BMW Z4 itu berputar sebanyak tiga kali sebelum akhirnya menabrak pembatas jalan.

Sang pengemudi BMW Z4 itu terlihat tak sadarkan diri di dalam mobilnya. Di kepalanya yang terbentur setir mobil mengalir cairan kental berwarna merah.

 

Jessica POV

Aku tidak tahu apakah keputusanku dan Yoona untuk menyudahi pernikahan kami ini adalah keputusan yang baik atau tidak, mengingat pernikahan ini menyangkut perusahaan Appa dan Appa mertuaku. Aku yakin mereka tidak akan menyetujuinya. Tapi ini memang yang aku inginkan. Aku sudah tidak sanggup lagi untuk bersandiwara. Aku sudah tidak sanggup lagi membohongi perasaanku. Aku mencintai Yuri. hanya dia seorang. Bukan Yoona atau siapapun itu.

Tidak seperti biasanya, jalanan menuju apartemen Yuri cukup padat. Aku bahkan sudah terjebak di jalanan sejak tiga puluh menit yang lalu.

Kulihat sebuah ambulan dari arah berlawanan. Entah mengapa aku melihat ambulan itu berjalan dengan gerak lambat seperti yang ada di drama-drama picisan yang dulu sering Yuri tonton.

Deg…

Ada apa ini?

Bukankah seharusnya aku merasa bahagia karena sebentar lagi aku dan Yuri bisa bersatu kembali?

Tetapi… Perasaan tidak nyaman apa ini?

Sepertinya di depan baru saja terjadi kecelakaan. Aku melihat sebuah mobil BMW Z4 yang bagian depannya rusak parah kini sedang coba diangkut oleh para petugas.

Tunggu… BMW Z4?

Bukankah mobil Yuri juga…..

Tidak… Tidak mungkin… aku tidak boleh berfikiran seperti itu. Yuri-ku pasti baik-baik saja.

Setelah sampai di apartemennya, aku segera menuju ke lantai 9.

Ting…

Pintu lift terbuka.

Kulihat sosok yang akhir-akhir ini menemani Yuri –Seohyun- baru saja keluar dari apartemen Yuri dengan wajah yang panik.

Pandangan kami bertemu.

“Seo Joohyun-ssi. Ada apa?”

Ia Menundukkan kepalanya.

“Apa yang kau lakukan disini?” suaranya terdengar bergetar. Ada apa sebenarnya?

“A-aku ingin bertemu Yuri. Apa dia ada di dalam?” ia mengangkat kepalanya dan menatap tajam ke arahku.

“Ini semua salahmu, eonni. Jika saja tadi siang kalian tidak pernah bertemu maka semua ini tidak akan terjadi!”

Dia menangis.. Tetapi karena apa?

“Apa kau belum puas menyakiti Yuri eonni?”

“Seo Joohyun-ssi… Ada apa sebenarnya?”

“Sudahlah, tidak ada gunanya kita berdebat disini.” Ia berjalan meninggalkanku dan hampir memasuki lift.

“Tunggu!!! Kau mau kemana?”

“Seoul International Hospital..”

Jessica POV end

***

Beberapa lelaki dan wanita berseragam putih tengah mendorong sebuah brangkar yang baru saja di keluarkan dari mobil ambulan. Seorang yeoja terbaring lemas diatas brangkar itu. kepalanya masih mengeluarkan cairan kental berwarna merah. Mereka segera membawa brangkar itu ke dalam ruangan betuliskan “Emergency Room”.

Tak berselang lama setelah brangkar itu masuk ke dalam emergency room, dengan setengah berlari Seohyun menghampiri meja resepsionis.

“Apakah ada pasien bernama Kwon Yuri? Ia baru saja dibawa kesini. Ia korban kecelakaan yang terjadi di dekat apartemen Cheondamdong.” Ucap Seohyun tanpa jeda dan nafas yang masih memburu.

“Tenanglah nona. Akan saya cek terlebih dahulu. Anda bisa menunggu disana!”

Sambil mengambil nafas sejenak akhirnya Seohyun menuruti perkataan sang perawat. Ia menunggu di kursi yang disediakan.

“Nona, pasien yang anda maksud sedang dalam penanganan di emergency room. Anda bisa ikut dengan saya.”

Seohyun mengikuti perawat itu hingga di depan sebuah ruangan bertuliskan “Emergency Room

“Anda bisa tunggu disini, nona.” Setelah mengantar Seohyun, perawat itu meninggalkannya Seohyun sendiri.

Seohyun duduk dengan perasaan yang bercampur aduk. Ia benar-benar khawatir terhadap orang yang bisa dibilang adalah orang yang paling berharga dalam hidupnya sekarang.

Selain karena Seohyun sebatang kara, Yuri merupakan satu-satunya yang menerimanya saat semua orang meninggalkannya. Ketika karir Seohyun sebagai seorang model hancur hanya karena sebuah skandal murahan. Ketika ia dibuang begitu saja oleh agency-nya. Ketika itulah Yuri datang sebagai penolongnya. Membawanya ke dalam kehidupan barunya dan juga membawa separuh hatinya….. meskipun Yuri tak pernah bisa membalas perasaannya.

Suara derap langkah tergesa menghampiri ruang emergency room itu. dua orang yeoja tiba di depan Seohyun. Membangunkan Seohyun dari penelusuran masa lalunya.

Wajah Seohyun memerah, menahan amarahnya melihat siapa yang kini tengah berdiri di depannya. Seohyun bukanlah yeoja yang temperamental, ia jarang sekali menunjukkan emosinya. Tapi untuk kali ini ia tidak bisa menahannya.

“Apa yang kau lakukan disini?” Seohyun bangkit menatap garang yeoja di depannya.

“Bagaimana keadaaan Yuri?” Jessica menghiraukan tatapan mengintimidasi dari Seohyun. Yang ada di fikirannya sekarang hanyalah Yuri seorang.

“Apa urusanmu, eonni? Bukankah kalian tidak memiliki hubungan lagi?”

Memang benar, sekarang Jessica dan Yuri sudah tak memiliki hubungan apa-apa. Mengingat bahwa Jessica lah yang memutuskan hubungan mereka.

“Sudahlah, bisakah kalian berhenti berdebat? Ini di rumah sakit!” Yoona yang sedari tadi hanya diam menonton kedua yeoja di depannya itu merasa geram. “Bukankah sekarang yang terpenting adalah keadaan Kwon Yuri?”

Baik Seohyun maupun Jessica terdiam. Mereka sadar bahwa tak seharusnya mereka berdebat.

Mereka bertiga menoleh ketika pintu emergency room itu terbuka menampilkan seorang pria paruh baya yang mengenakan jas putih.

“Siapa diantara kalian yang merupakan keluarga pasien?” dokter itu berjalan sambil membenarkan jasnya.

“Aku kekasihnya.” Seohyun angkat bicara terlebih dahulu. Membuat jantung Jessica hampir lupa caranya berdetak.

“Baiklah… nona..” Pria paruh baya itu memberikan jeda pada kalimatnya.

“Seo JooHyun.” Jawab Seohyun tegas.

“Baiklah, Nona Seo Joohyun. Anda bisa ikut saya ke ruang dokter. Ada yang perlu saya bicarakan dengan anda.”

“Bisakah aku ikut, dok?” Jessica mengucapkannya dengan ragu. Ia tahu bahwa Seohyun tidak akan mungkin membiarkannya, mengingat reaksi awal Seohyun saat melihat kehadirannya disini.

“Untuk apa?” nada dingin Seohyun membuat Jessica merasa terintimidasi. Ini kali pertama ada orang lain yang bisa melebihi sikap Icy-nya.

Seohyun masih menatap garang Jessica. Ia benar-benar tak mengerti apa maksud yeoja blonde itu. satu yang tertanam di otaknya. Jangan biarkan yeoja blonde itu berada di dekat Yuri.

……….

……..

…….

……

…..

….

..

.

T B C

 

Halo readersdeul-ku yang manis2, kece2, dan unyu2…. Apa kabar semuanya?

Hihihihihihi…… karena kemaren banyak yang galau gegara ff ini. termasuk llama sih. Wakakakaakak… Jadi llama memutuskan untuk bikin Sequel-nya. Tadinya Cuma mau dibikin 1 part aja, tapi kepanjangan ternyata. Jadi kemungkinan bakal ada part 2-nya. Tapi llama gak janji bisa apdet secepatnya yak! Hihihihihihi….

 

7 Years of Love

Title: 7 Years of Love

Author: Llamaunyu1809 a.k.a Lee Eun Soo

Length: oneshoot

Cast: cari sendiri aja deh! >,<

 oke.. langsung saja…

Cekidot~

.

.

.

.

7 tahun yang telah kita lalui bersama…

Tak seorang pun menyangka kita akan berpisah semudah ini..

Namun. Kita sudah berakhir…

Semua kenangan lama kini telah pergi..

Kau masuk ke dalam hidupku..

Menguasai relung hatiku yang paling dalam..

Perlahan tapi pasti kau telah mencuri hatiku..

Awalnya kita hanya berteman lalu kita menjadi sepasang kekasih…

Mereka bilang akan terasa sangat sakit ketika mengatakan selamat tinggal..

Tetapi aku bahkan tak bisa merasakan sakit ini..

Aku hanya bisa menangis….

Ketika waktu terus saja berlalu….

Satu kalimat yang sukses membuat hatiku hancur berkeping-keping…

“Aku tak bisa bersamamu lagi.”

Sangat sulit menjaga persahabatan kita setelah kita berpisah… Kata-kata itu memang benar..

Hari demi hari berlalu setelah kau meninggalkanku…

Kau masih disampingku, tetapi rasanya sangat berbeda.

Kau begitu dekat namun tak dapat kugapai.

Walaupun sekarang aku sudah menemukan orang lain dalam hidupku..

Bahkan aku sudah menemukan cinta yang lain..

Tetapi mengapa ini terasa sangat berbeda?

Aku masih memanggilmu saat sedih dan menangis dalam diam…

Aku memintamu  agar kau juga harus menemukan orang yang tepat

Tetapi sejujurnya jauh dilubuk hatiku yang paling dalam aku tak pernah menginginkan itu terjadi.

Aku meyakinkan diriku sendiri bahwa mungkin kau masih mencintaiku.

Aku tahu…

Kau masih menyimpan kenangan kita…

Tetapi aku tahu juga bahwa tak ada yang bisa aku lakukan sekarang ini..

Kudengar kau akan segera menikah..

Aku tak bisa mengatakan apapun dan aku tak bisa bernafas untuk waktu yang cukup lama..

 Aku hanya bisa menangis sebanyak yang aku inginkan..

Aku Mencintaimu..

Aku benar-benar ingin mendengarmu mengatakan satu kalimat terakhir ini.. katakanlah bahwa kau masih mencintaiku juga..

Satu kalimat yang tidak akan pernah mungkin kudengar lagi.

 

 “Lihat, anak baru ini. dia berambut pirang. Dia pasti anak orang kaya. Ayo kita minta sedikit uang jajannya.” Beberapa namja kecil menjegat yeoja kecil berambut blonde.

“A-apa yang kalian inginkan?” ucap yeoja kecil berambut blonde itu ketakutan.

“Berikanlah kami sedikit uang jajanmu.” Seorang namja kecil memegang pundak yeoja kecil berambut blonde itu. sontak itu membuat yeoja kecil berambut blonde itu semakin gemetar.

“Kalian… berhenti mengganggunya.” Seorang yeoja kecil berkulit kecoklatan datang dengan gaya pahlawannya.

“Cih, Kau mau jadi pahlawan kesiangan?” seorang namja kecil berjalan mendekati yeoja kecil berkulit kecoklatan itu. namja itu melayangkan sebuah pukulan ke arah wajah yeoja itu.

Namun, dengan mudah yeoja itu menghindari pukulan itu dan balas menendang perut namja itu. namja itu sukses mendarat di atas lantai.

Melihat temannya terjatuh oleh seorang yeoja, tiga orang namja kecil lainnya maju berbarengan menyerang yeoja berkulit kecoklatan itu.

Bug..

1 orang namja terjatuh.

Bug..

1 orang lagi terjatuh.

Melihat teman-temannya kalah. Seorang namja kecil yang terakhir mengambil sebuah sapu yang berada di dekatnya dan mencoba melayangkan sapu itu ke arah yeoja berkulit kecoklatan itu.

Crak..

Yeoja itu menahan sapu itu dengan lengannya. Membuat sapu itu patah. Dengan satu gerakan cepat ia menendang namja itu.

 “Gwaenchana?” yeoja berkulit kecoklatan itu menghampiri yeoja berambut blonde yang masih berdiri mematung di tempatnya tadi.

“A-aku tidak apa-apa. Harusnya aku yang menanyakannya. Gwaenchana?” yeoja kecil berambut blonde itu menunjuk lengan kanan yeoja berkulit kecoklatan itu.

“Oh, hahahah.. Aku baik-baik saja. Ini tidak sakit sama sekali.” Yeoja berkulit kecoklatan itu menggerak-gerakkan tangannya menandakan bahwa tangannya tidak apa-apa. “Aku Yuri, Kwon Yuri.” ia mengulurkan tangannya yang sepertinya tidak benar-benar baik-baik saja. Terlihat dari tangannya yang gemetar ketika mengulurkan tangannya itu.

“A-aku Jessica.” Yeoja kecil berambut blonde itu menyambut uluran tangan yeoja berkulit kecoklatan itu. mereka saling tersenyum.

***

“Yuri-ah… Aku lelah..” seorang yeoja berambut blonde berjalan pelan karena sudah hampir tak sanggup melanjutkan perjalanannya. Ia meletakkan tasnya begitu saja di tanah lalu menjatuhkan dirinya sendiri. Dia duduk sambil mengatur nafasnya.

“Ayolah, Sooyeon-ah. Ini sudah hampir sampai diatas. Tidak lucu kalau kita kembali tanpa melihat pemandangan dari atas sana.” Yeoja berkulit kecoklatan yang berjalan didepannya berhenti dan berkacak pinggang.

yeoja berambut blonde itu mengatur nafasnya yang masih memburu. “Tapi aku sangat lelah, lagipula idemu ini benar-benar….”

“Ayo naik ke punggungku.”  Yeoja berkulit kecoklatan itu mengedepankan tas ranselnya agar bisa menggendong yeoja blonde itu.

“Tapi..”

“Sudahlah, ayo naik.”

Yeoja berambut blonde itu akhirnya menaiki punggung yeoja berkulit kecoklatan itu.

“Kau memang lemah, Sooyeon-ah.” Yeoja berkulit kecoklatan itu sukses medapatkan sebuah pukulan pelan di kepalanya.

Mereka sampai diatas gunung itu dengan selamat.

“Ini benar-benar indah, Yuri-ah.” Yeoja berambut blonde itu merentangkan kedua tangannya dan merasakan tiupan angin menerpa wajahnya.

“Sudah kubilang pemandangan disini memang indah.” yeoja berkulit kecoklatan itu tersenyum dan terus memandangi yeoja disampingnya itu.

 

***

 “Yuri-ah, bagaimana dengan yang ini?” yeoja berambut blonde membawa sepiring makanan yang bisa dibilang tak berbentuk itu kepada yeoja berkulit kecokelatan yang sudah menunggu di meja makan.

“Ya ampun, Sooyeon-ah. Apa kau ingin membunuhku dengan ini?” yeoja berkulit kecokelatan itu menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Biarkan aku saja yang memasak. Oke?” yeoja berkulit kecoklatan itu mengambil celemek yang dipakai yeoja berambut blonde itu.

“Apa yang bisa ku bantu?” yeoja berambut blonde itu mendekati yeoja berkulit kecoklatan yang tengah memotong-motong beberapa bahan makanan.

“Kau tak perlu membantu apa-apa. Cukup tunggu disana, arra?” yeoja berkulit kecoklatan itu mengelus pelan puncak kepala yeoja berambut blonde itu.

 “Ini enak sekali, Yuri-ah.” Yeoja berambut blonde itu begitu lahap menyantap omurice buatan yeoja berkulit kecoklatan itu.

 

***

“Sooyeon-ah, maukah kau menjadi kekasihku?” seorang yeoja berkulit kecoklatan berdiri di depan seorang yeoja berambut blonde.. “Jika kau bersedia, maka ambilah kalung ini.” Ia memegang sebuah kalung berinisial KYR.

Mian…” yeoja berambut blonde itu mendekati yeoja berkulit kecoklatan itu. ia menundukkan kepalanya.

“G-gwaenchana…” yeoja berkulit kecoklatan memaksakan sebuah senyuman. “Kita masih bersahabat bukan?” ia mengelus pelan puncak kepala yeoja yang ia cintai itu.

“Maafkan aku.. karena aku tak bisa menolakmu.” Tanpa diduga yeoja berambut blonde itu mengambil kalung ditangan yeoja berkulit kecoklatan itu lalu memeluknya.

Mereka bergandengan tangan sepanjang jalan. Mereka masing-masing mengenakan kalung dengan inisial KYR dan JSY. saling tersenyum satu sama lain.

“Aku mau kue coklat.” Yeoja berambut blonde itu merengek menunjuk sebuah kue coklat yang terpampang di etalase sebuah toko kue.

“Baiklah”

Mereka memesan sebuah kue cokelat. Sebenarnya hanya yeoja berambut blonde saja yang menikmati kue itu. sedangkan yeoja berkulit kecoklatan itu hanya memandangi yeoja didepannya itu sambil sesekali tersenyum melihat tingkah yeoja berambut blonde itu.

“Apa kau mau, Seobang?” yeoja berambut blonde itu menawarkan kue yang tersisa sedikit di piringnya.

Yeoja berkulit kecoklatan menggelengkan kepalanya. Ia bangkit dari kursinya dan mendekatkan wajahnya dengan wajah yeoja berambut blonde itu.

Chuuu

Yeoja berkulit kecoklatan itu sukses medaratkan sebuah kecupan singkat di bibir yeoja berambut blonde itu.

Ia melepaskan kecupannya dan tersenyum. “Ada sedikit krim di sudut bibirmu.”

Untuk beberapa saat yeoja berambut blonde itu hanya terdiam. Masih memproses apa yang baru saja terjadi.

“Yah!!! Kwon Yuri, ini di tempat umum.” Yeoja berambut blonde itu tersadar dan memukul lengan yeoja di depannya itu beberapa kali.

“Aww… awww.. sakit, baby.”

“Rasakan ini..” yeoja berambut blonde itu terus memukuli lengan yeoja berkulit kecoklatan itu.

Setelah merasa cukup lelah memukuli yeoja di depannya itu. kini yeoja berambut blonde itu duduk dan menarik nafas beberapa kali.

“Jadi kalau bukan di tempat umum aku boleh melakukannya lagi? Hahahahah…”

 

***

Seobang. Jika suatu saat nanti aku meninggalkanmu apa yang akan kau lakukan?” ucap Jessica yang tengah berbaring dipangkuan Yuri.

Yuri yang sedari tadi mengelus kepala Jessica menghentikan aktifitasnya tersebut. “Apa yang kau katakan? Aku tak mau menjawabnya.”

“Aku kan hanya bilang “Jika”. Tapi jika saat itu datang, kumohon kau berjanji padaku…”

“Aku tidak mau…”

Seobang….”

“sudah kubilang aku tidak mau. Aku tidak akan melepaskanmu.” Yuri mengelus lembut pipi yeoja yang sangat dicintainya itu.

Mianhae, Seobang.” Batin yeoja berwajah Barbie tersebut.

***

“Sooyeon-ah, mengapa kau lakukan ini? aku benar-benar mencintaimu..”

“Maafkan aku, Yuri-ah. Aku.. aku tak bisa meneruskan hubungan ini.” Jessica menundukkan wajahnya. Tak kuasa menatap yeoja yang tengah menahan tangis didepannya.

“Ini hanya lelucon bukan? Katakan kau tidak benar-benar akan meninggalkanku.” Tangis yeoja berkulit kecoklatan itupun akhirnya pecah.

“Aku tak bisa bersamamu lagi..” yeoja berambut blonde itu melepaskan kalung berinisial KYR-nya lalu memberikan kalung itu kepada yeoja di depannya.

“Tidak… kau tidak boleh pergi.” Yeoja berkulit kecokelatan itu memeluk erat yeoja berambut blonde itu. “Aku tidak bisa melepaskanmu, Sooyeon-ah.”

“Maafkan aku, Yuri-ah.”

***

“Sooyeon-ah…”

“Aku mencintaimu, Sooyeon-ah”

“Kembalilah… Sooyeon-ah…”

Yeoja berkulit kecokelatan itu masih mengurung dirinya dikamar. Hari-harinya sudah cukup kelam setelah ditinggal oleh Jessica. Setiap malam ia selalu menangis dalam diam.  Memanggil yeoja berambut blonde itu ketika ia terlelap.

 “Eonni…” sebuah suara lembut menginterupsi yeoja berkulit kecoklatan itu. ia menoleh dan mendapati yeoja cantik yang akhir-akhir ini menemaninya.

“Aku… Aku tidak bisa melupakannya, Juhyun-an. Aku terlalu mencintainya.”

 

***

“jadi ini kekasihmu? Dia sangat cantik, Yuri-ah.” Seorang yeoja berambut blonde memperhatikan yeoja berwajah polos yang baru saja datang.

“Namaku Seo Juhyun.” yeoja berwajah polos itu membungkukkan badannya di depan dua yeoja lainnya.

“Baiklah, aku masih ada rapat setelah ini. aku duluan yah!” sang yeoja berambut blonde bergegas meninggalkan tempat itu. meninggalkan yeoja berkulit kecoklatan yang terus memperhatikannya meski dia terus berjalan menjauh.

***

“Ini undangan pernikahanku, Yuri-ah. Kau harus datang.” Yeoja berambut blonde itu tersenyum lembut ke arah yeoja berkulit kecokelatan itu.

Dengan ragu-ragu yeoja berkulit kecokelatan itu mengambil undangan pernikahan orang yang masih ia cintai itu.

“Kenapa ini semakin membuatku sesak, Juhyun-ah.” Yuri menangis sejadi-jadinya di pelukan yeoja berwajah polos itu.

“Gwaenchana, eonni.” Seohyun semakin mempererat pelukannya pada Yuri. mencoba membuat Yuri lebih tenang.

***

Yuri POV

Aku berdiri seperti orang bodoh disini. Melihatmu menggandeng yeoja lain disana. Yeoja bernama Im Yoona itu telah berhasil merebut hatimu.Kau terlihat sangat bahagia bersanding dengan yeoja itu.

“Kau harus segera menyusulku, Yul.” Dengan balutan gaun pengantin yang sangat indah itu kau tersenyum kepadaku.  Senyuman yang menyayat hati. Membuat lukaku yang masih menganga semakin terasa nyeri.

Akulah yang seharusnya berada disampingmu. Akulah yang seharusnya menggandengmu dengan mesra disana. Aku… harusnya aku.

Aku masih mengingat kata-katamu tiga tahun yang lalu..

Kau selalu Menjagaku.. karena aku sangat lemah..

Aku mencintaimu apa adanya..

Sangat menyenangkan bisa bersamamu..

Jadi kumohon jangan pernah berubah..

Aku mencintaimu Yuri-ah…

Apa kau benar-benar sudah tidak mencintaiku, Sooyeon-ah?

..

.

FIN

 or

TBC?

 

Wakakakakakakakak…. Ff macam apa ini??? XD

Okay.. ini emg absurd banget… tiba-tiba dapet ide buat bikin beginian..  ini terinspirasi dari FMV YulSic yang judul lagunya itu sama dengan judul ff ini… XD

jangan lupa komen yah… ^.^

See yah… :*